5 Penyebab Utama Terjadinya Kebocoran Data, Segera Antisipasi
robbanipress.co.id TEKNO – Kebocoran data peserta pemilih yang baru terjadi di komisi pemilihan umum atau KPU menambah banyak kasus serupa di Indonesia. Menurut Ketua KPU Hasyim Asy’ari, data pemilih bukan hanya milik KPU, tapi milik Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan partai politik peserta pemilu 2024, Polri, BAC, dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Mencoba menyelidiki kebenaran tuduhan seperti yang ditunjukkan (kebocoran data) – kata Jakarta beberapa waktu lalu. Berdasarkan laporan tersebut, kasus pelanggaran data di Indonesia meningkat sebesar 143% pada kuartal II tahun 2022. Terdapat 1,04 juta akun pengguna pada periode tersebut. dan memungkinkan korban menerima kompensasi yang sesuai. “Perlindungan data pribadi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi setiap perusahaan dan entitas di era digital ini. Menurut aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan aturan hukum perlindungan data pribadi, pelanggaran Kebijakan Perlindungan Data Pribadi dapat menimbulkan akibat yang serius, seperti hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan, potensi kerugian finansial, serta pelanggaran hukum yang dapat berujung pada sanksi berat,” kata Equunix Business Solutions Jakarta kepada PT di Jakarta, Kamis, 3023. Penyebab kebocoran database juga disebutkan, kebocoran data bisa terjadi melalui sumber internal dan eksternal. Setidaknya ada lima sumber utama penyebab kebocoran data: 1. Akses dari aplikasi. Aplikasi yang tidak aman atau rentan terhadap serangan dapat menjadi pembeda antara peretas dan peretas yang mengakses data Anda secara ilegal. Jika suatu aplikasi tidak memiliki kinerja keamanan yang tepat, peretas dapat menggunakannya untuk mengakses data sensitif. (Manajemen) {Risiko: injeksi SQL, penggelapan, dll.} 2. Akses ke pengguna super. Akses istimewa yang umumnya ada pada suatu sistem adalah superuser yang mempunyai izin dan dapat mengakses sistem dengan lebih leluasa dibandingkan pengguna biasa. Superutizer juga dapat diberikan kepada orang atau pengguna tertentu untuk mendapatkan akses terhadap data atau sistem. Jika hak istimewa ini tidak dikelola atau dilembagakan dengan baik, terdapat risiko penyalahgunaan atau eksploitasi yang dapat mengakibatkan kebocoran data. (Manajemen, manajemen) 3. Akses dari data center. Data center merupakan pusat penyimpanan data yang penting bagi suatu organisasi. Namun jika tidak ada penerapan keamanan dan prosedur yang benar-benar mumpuni, maka dapat membuka peluang bagi hacker untuk masuk dan mencuri data dengan cara tertentu, termasuk rekayasa sosial. Kurangnya akses fisik atau kontrol keamanan di sekitar pusat data dapat memfasilitasi akses tidak sah. (Manajemen, manajemen) 4. Parameter akses. Data dikelola oleh banyak pihak, pengembang aplikasi, tim dukungan dan operasi, tim DBA, dan banyak lainnya. Intinya, setiap tim akan memiliki akses ke data yang relevan dan setiap personel tim yang aksesnya memiliki potensi penipuan yang dapat mengakibatkan kebocoran data. Dalam hal ini, ketidakpatuhan perusahaan outsourcing pribadi berisiko. 5. Data tidak didukung. Enkripsi adalah proses memodifikasi data dalam format yang tidak dapat dibaca dengan operasi matematika dan acak, menggunakan kunci yang sama untuk enkripsi dan dekripsi. Dengan enkripsi data yang baik dan penggunaan kunci yang terstandar, kebocoran data dari keempat faktor di atas dapat dihindari karena data yang diunduh tidak dapat dibuka. Data yang tidak terenkripsi dengan baik akan menjadi peluang yang mempermudah proses pembacaan data yang dicuri. MK menyarankan KPU tidak menggunakan nomor urut pada pemilu daerah Majelis Konstitusi (MK), menyarankan agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak menggunakan nomor urut pada pemilu berikutnya. robbanipress.co.id.co.id 17 Januari 2025