Bos XL Minta Insentif 5G Pangkas Harga BHP Frekuensi Eksisting

0 0
Read Time:3 Minute, 35 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Presiden dan CEO XL Axiata Dian Siswarini menyampaikan keinginan perusahaan terkait insentif 5G yang dijanjikan pemerintah untuk lebih banyak menggelar layanan 5G.

Dian berharap pengurangan biaya administrasi atau BHP frekuensi untuk memperoleh spektrum frekuensi tidak hanya berlaku pada BHP frekuensi baru, tetapi juga yang sudah beroperasi.

Kalau kita mau yang baru jangan dikurangi, tapi yang sudah ada juga, karena yang sekarang, apalagi yang kita punya di 900 Mhz harganya mahal sekali, kata Dian Siswaini saat berbincang dengan XL Axiata Halal-Bilhal berbicara kepada media. Jakarta, Kamis (25/4/2024).

Dian mengatakan, pembayaran tahunan BHP XL Axiata saat ini sebesar Rp 1,2 triliun untuk bandwidth 15MHz.

Oleh karena itu, kami ingin melakukan analisis terhadap spektrum yang ada, kata Dian.

Gagasan lain yang diungkapkan Dian adalah model perhitungan proposal baru tidak akan menggunakan model lama. Pasalnya, untuk menghadirkan 5G diperlukan bandwidth atau pita frekuensi yang besar.

“5G, bandwidth yang dibutuhkan minimal 50 Mega (MHz). Kalau standarnya masih sama, yang ini (900 MHz) Rp 1,2 triliun. Itu bonusnya,” kata Dian.

Masih bicara soal insentif, Dian juga mengatakan pekerja kini dibebani biaya pembayaran uang muka dan biaya BHP tahunan.

Oleh karena itu, di kalangan masyarakat miskin yang menggunakan telepon seluler, Dian berharap dapat mengurangi pembuatan telepon prabayar dan gratis tahunan.

“Kami terbuka untuk berdialog dengan pemerintah, misalnya kami ingin membantu, apa yang bisa kami tawarkan, kami menyambut baik keterbukaan dan dialog, kami berharap hasil pembicaraan itu segera terjadi,” kata Dian.

 

Sementara itu, Chief Marketing Officer XL Axiata Marwan O Basir berharap pemerintah segera mengumumkan promosi 5G dalam waktu dekat setelah berkonsultasi dengan pihak terkait, antara lain Kementerian Keuangan, DPR, dan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Indonesia (ATSI).

Kebangkitan 5G menjadi hal yang ditunggu-tunggu oleh para penyedia layanan seluler, karena kini biaya regulasi atau biaya hak penggunaan frekuensi tinggi (frekuensi BHP) sudah mencapai 13-14 persen.

Jika keputusan promosi 5G masih tertunda, maka kompetisi spektrum frekuensi untuk menyediakan 5G belum bisa dilakukan.

Marwan, dalam Halalbihalal XL Axiata bersama Media XL Axiata Tower, Jakarta mengatakan, “Kami berharap ke depan masalah insentif akan muncul, karena biaya administrasinya sudah 13-14 persen dari semua ini.di atas,” 25/ 4/2024).

Selain insentif 5G yang akan segera diumumkan, operator seluler juga berharap insentif 5G tidak menimbulkan beban baru bagi karyawannya.

“Diharapkan tingginya biaya usaha yang harus ditanggung pemerintah adalah tidak ada beban tambahan, tidak ada kontrak baru, misalnya gedungnya bukan 3T, kita berharap tidak ada yang baru, karena bisnisnya tidak berjalan dengan baik. jadi jangan menambah beban baru,” kata Marwan.

Sementara itu, isu merger operator seluler XL Axiata dan Smartfren Telecom (Smartfren) masih terus terjadi. Meski demikian, CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan hingga saat ini manajemen belum menerima informasi mengenai merger pemegang saham tersebut.

Dian mengaku sudah sering mendengar rumor di media tentang merger kedua perusahaan tersebut. Namun, dia mengatakan pembahasan merger kedua perusahaan, dalam hal ini XL Axiata dan Smartfren, bukan pada tingkat administratif. 

Pembicaraan atau pembahasan yang terjadi bukan di level kami, tapi di level anggota, selama ini tidak ada yang benar, hanya seluruh member XL dan lainnya yang selalu melihat peluang kerjasama, kata Dian yang ditemui Halal-Bihalal XL. . Axiata dengan berita XL Axiata Tower, Jakarta, Kamis (25/4/2024).

“Kita belum lihat bulannya. (Kalau merger itu terjadi) akan terpengaruh undang-undang yang ada,” canda Dian. 

Dian juga mengatakan, hingga saat ini manajemen belum menerima informasi apapun terkait isu interaksi XL Axiata dengan pemegang saham Smartfren. 

Namun, integrasi operator belum diakui membawa dampak baik bagi dunia usaha, masyarakat, dan pengusaha. 

“Kegiatan bersama akan berdampak pada kesehatan perekonomian. Namun jika kerjasama itu bersifat usaha bersama, yaitu pemilik usaha,” kata Dian.     

 

Sebelumnya, Chief Marketing Officer XL Axiata Marwan O. Basir membantah merger kedua perusahaan itu baik untuk bisnis.

“Bisnisnya (merger) bagus, pertanyaannya di mana seruannya? Orang-orang yang punya suara pemegang saham. Pimpinan perusahaan dan manajemen sukses, kita berharap merekalah pemilik bisnisnya,” kata Marwan yang ditemui di Selatan. Serangan mendadak terhadap Media Jakarta, Kamis (4/4/2024).

Marwan, berbicara mengenai dampak positif kerjasama kedua perusahaan, mengatakan bahwa perusahaan selalu melakukan komunikasi yang sehat.

“Efisiensi juga sudah tercapai (berkat unifikasi), capex dll. Sekarang tinggal menunggu prosesnya saja,” jelasnya.

Saat ditanya apa yang masih dipikirkan pemegang saham XL Axiata untuk bergabung dengan Smartfren, Marwan mengatakan banyak pertimbangan pemegang saham mengenai bisnis pintar.

Mulai dari investasi, layanan, manfaat, pro dan kontra, prosesnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %