Harga Cabai Mahal, Petani Curhat Gagal Panen Gara-gara Cuaca Ekstrem

0 0
Read Time:2 Minute, 53 Second

robbanipress.co.id, JAKARTA – Petani mengeluhkan gagal panen akibat cuaca ekstrem di sentra produksi lada. Dampaknya, harga lada di tingkat konsumen pun ikut naik akibat berkurangnya pasokan.

Tunov Mondro, Ketua Asosiasi Juara Chile Indonesia, membeberkan situasi petani yang gagal panen di awal tahun 2025.

Dari daerah sebenarnya ada kegagalan di beberapa sentra saat ini, karena curah hujan yang berlebihan, akhirnya gagal panen sangat tinggi, kata Tunov kepada robbanipress.co.id, Sabtu (11/1/2025).

Ia mengatakan salah satu sentra produksi di Jawa Tengah juga mengalami tingkat gagal panen yang sangat tinggi. 70 persen dari total lahan pertanian mengalami erosi akibat curah hujan yang berlebihan.

“Hingga 70 persen tanaman di Jawa Tengah (Jateng) gagal karena layu fusarium, antraknosa, dan rontoknya bunga,” ujarnya.

Menurutnya, hujan juga menjadi tantangan bagi petani. Penyebabnya, petani tidak bisa memanen sawahnya saat hujan turun di pagi hari. Akibatnya stok yang didistribusikan berkurang.

Tunov mengatakan, sejak akhir tahun 2024 telah dilakukan beberapa upaya. Namun, diakuinya tanaman lada sensitif terhadap cuaca. Ia mengatakan, karena pasokan yang sedikit, sering terjadi kenaikan harga.

“Pemerintah dan petani kita sudah mencoba memprediksi dari akhir tahun, namun tanaman lada sangat bergantung pada cuaca, sehingga tidak ada yang bisa kita lakukan selain mempertahankan tanaman yang baik dan mengganti tanaman yang jelek. Iya,” dia dikatakan.

“Iya ini contoh lada. Kalau cuaca panas sekali pasti harganya naik turun karena tanaman lada tergantung cuaca,” kata Tunov. Harga di tingkat petani

Tunov pun menceritakan harga cabai di tingkat petani. Salah satunya adalah harga lelang cabai Koperasi Panca Arga Tani Gemilang di Kabupaten Magelang.

Ada 10 jenis lada yang memproduksinya. Setiap jenisnya memiliki harga lelang yang berbeda-beda. Data yang dibagikan Tunov menunjukkan harga lelang hingga 10 Januari 2025.

Harga Lada berdasarkan varietas adalah sebagai berikut: ORI Grade A Rp 81.000 per kg ORI Tavi Rp 80.000 per kg RM Rp 76.000 per kg Raja Rp 75.000 per kg CMK atau (Grade A) Rp 46.000 CMK atau (Grade A, CMK Rp 000) BGO ) 40.000 per kg CMK ANVI Rp 35.000 per kg CMK HC Rp 45.000 per kg CMK IJO Rp 20.000 per kg Rawit Putih Rp 18.000 per kg.

Belakangan ini kenaikan harga lada ramai diperbincangkan di pasaran. Bahkan angka tertingginya mencapai Rp 130.000 per kg di Kalimantan Timur.

Panel harga Badan Pangan Nasional (BAPNAS) mencatat adanya kenaikan harga lada. Baik cabai merah maupun cabai merah keriting. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada cabai merah.

Merujuk data yang terpampang, pada Sabtu (11/1/2025), harga cabai rawit merah di Kaltim naik hingga Rp 130.000 per kilogram (kg). Sedangkan harga terendah di Sumbar Rp 55.520 per kg.

Masih mengutip data yang sama, harga Cabai Merah di DKI Jakarta pada Jumat (10/1/2025) sebesar Rp 120.000 per kg. Angka tersebut turun di bawah Rp 150.000 per kg pada Selasa (7/1/2025).

Sedangkan jika dihitung secara nasional, harga rata-ratanya adalah Rp77.940 per kilogram.

 

Tak jauh dari itu, data harga cabai merah keriting juga nampaknya cukup tinggi. Panel harga Bapanas mencatatkan harga tertinggi di Kalteng yang mencapai Rp 89.010 per kg. Sedangkan harga terendah di Papua Tengah Rp 27.930 per kg.

Harga cabai merah keriting di DKI Jakarta terlihat Rp 80.000 per kg pada Jumat (10/1/2025). Harga pada pekan ini mengalami kenaikan dari Rp 66.330 per kg pada pekan lalu pada 5 Januari 2025.

Sementara harga rata-rata cabai merah keriting nasional adalah Rp 50.700 per kg. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %