Kenalan Via Mobile Legends, Mengapa Anak Bisa Sampai Menuruti Kemauan Pelaku Pedofila?

0 0
Read Time:1 Minute, 24 Second

Republik Jakarta — Kasus kekerasan terhadap anak akibat diperkenalkannya aplikasi game online sudah lebih dari satu kali terjadi. Kali ini, seorang siswi SD berusia 13 tahun asal Tasikmalaya, Jawa Barat menjadi korban pelecehan seksual setelah bertemu dengan seorang pedofil di game Mobile Legends pada Februari tahun lalu.

Pelaku dan korban intens berkomunikasi dan bertukar nomor WhatsApp. Penulis memulai YPS pada bulan April dengan berulang kali meminta korban mengirimkan foto telanjang.

Di sisi lain, pelaku kerap mengirimkan gambar dan video cabul kepada korbannya melalui pesan WhatsApp. Jika tuntutan tidak dipenuhi, pelaku yang menggunakan nama Mi Oppa di Mobile Legends ini memeras korban dan mengancam akan mencelakainya. Bahkan pria berusia 27 tahun pun kerap muntah-muntah di tangan yang memar dan berdarah.

Modus tersangka adalah mengidentifikasi korban melalui aplikasi game Mobile Legends: Bang Bang, kata Humas Polda Jabar Julius Abraham, Rabu (2/2/2024).

Menanggapi peristiwa remaja putri yang menjadi sorotan di media sosial, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) pun mengimbau masyarakat mewaspadai kegiatan yang mengarah pada pemujaan anak.

Wakil Ketua Menteri Perlindungan Anak Khusus KPPPA, Pak Nahar, sangat prihatin dengan perbincangan seputar kekerasan seksual terhadap anak di ruang publik. Dia mengatakan ini adalah korban yang berbahaya.

“Saya selalu mewaspadai akun @olafaa_ yang terdapat dugaan kekerasan seksual terhadap korban anak,” kata Nahar, Rabu (5/1/2024).

Nahar menjelaskan, kekhawatiran terhadap proses perjudian anak semakin meningkat. Lebih lanjut, perbincangan terduga pelaku dengan korban semakin memperjelas bahwa korban sulit menolak.

“Korban sebelumnya merasa pelaku adalah orang yang bisa dipercaya dan mempunyai hubungan khusus,” kata Nahar.

Pak Nahar mengingatkan bahwa proses pertaruhan tersebut merupakan manipulasi seksual orang dewasa dengan calon korban anak-anak. Biarkan anak berproses cukup lama untuk mengenali kedekatan antara korban dan terduga pelaku.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %