Program Hilirisasi Digital Prabowo-Gibran Dinanti Industri IT, Ini Potensi dan Tantangannya

0 0
Read Time:2 Minute, 57 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Menyambut pemerintahan baru yang dipimpin oleh Presiden dan Wakil Presiden Prabowo-Gibran, salah satu program yang ditunggu-tunggu oleh para pelaku industri TI adalah Program Hilirisasi Digital.

Oleh karena itu, CTI Group juga mengadakan pertemuan tahunan bagi para manajer dan mitra bisnis yang tergabung dalam Golden Circle Club.

Melalui acara bertajuk “Digit Hilir: Peluang Bisnis dan Strategi Pengembangan Teknologi Indonesia”, CTI Group membahas peluang dan tantangan penerapan digitalisasi hilir, sekaligus menjajaki peran strategis penyedia solusi TI dalam penerapan transformasi digital secara komprehensif.

“Kami melihat program Hilirisasi Digital merupakan inisiatif yang baik untuk memperkuat ekosistem digital di Indonesia. CTI Group melihat potensi yang dapat diciptakan dari program ini, baik dalam membuka peluang bisnis baru maupun meningkatkan daya saing industri teknologi nasional,” Rachmat ujar Gunavan, CEO CTI Group, dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (20/10/2024).

Dalam diskusi tersebut, Ekonom Senior INDEF Aviliani menyampaikan prediksi mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pergantian pemerintahan. Ada optimisme bahwa Indonesia akan tumbuh sebesar 5 persen pada tahun 2025, namun ada juga permasalahan serius terkait utang publik.

“Indonesia sedang memasuki era kelelahan utang, dengan pembayaran utang (pokok dan bunga) yang mencapai sekitar 30 persen dari pendapatan pemerintah. Rasio utang terhadap PDB diperkirakan mencapai 50 persen, sementara rasio pajak menurun sehingga menyebabkan peningkatannya akan menjadi masalah anggaran yang signifikan,” katanya.

Selain itu, ia juga menyoroti kesiapan sumber daya manusia Indonesia yang tercermin dari Program for International Student Assessment (PISA) yang berada di bawah rata-rata Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Menurutnya, hal tersebut harus menjadi fokus utama agar masyarakat Indonesia dapat mengikuti kemajuan transformasi digital.

 

Selain itu, industri TI juga membuka potensi peningkatan ekonomi digital. Ekosistem digital Indonesia menunjukkan potensi yang menjanjikan dengan pertumbuhan signifikan di industri e-commerce, pengiriman online, perjalanan online, dan media.

Namun, Aviliani mengatakan, investasi AI per kapita masih rendah dibandingkan negara ASEAN lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada ruang untuk pertumbuhan.

Selain itu, perlu juga pengembangan ekosistem logistik nasional untuk menekan biaya logistik yang masih tinggi. Hal ini termasuk penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi.

Aviliani juga menilai sejumlah sektor seperti pertanian, manufaktur, dan pariwisata memiliki potensi besar untuk perluasan digitalisasi.

Katanya, sektor ini membutuhkan ekosistem digital untuk memperkuat daya saingnya. Tidak hanya itu, implementasi program hilirisasi digital tidak dapat tercapai tanpa dukungan kebijakan yang jelas dan strategis.

Hilirisasi digital memerlukan regulasi yang bisa mengimbangi kemajuan teknologi. Jangan sampai industri investasi besar, tapi regulasi tertinggal, ujarnya.

 

Sementara itu, sebagai salah satu program utama sektor TI, program Hilirisasi Digital mempunyai dua tujuan utama.

Pertama, program tersebut akan memperkuat infrastruktur digital, mulai dari internet yang lebih luas hingga membangun industri perangkat digital dalam negeri.

Sedangkan yang kedua, digitalisasi hilir bertujuan untuk mendigitalisasi rantai pasok industri strategis secara signifikan sehingga meningkatkan nilai perekonomian di Indonesia.

Untuk itu, Zulfadli Syam, Sekretaris Jenderal APJII, mengatakan pentingnya infrastruktur digital, khususnya pemerataan akses Internet, menjadi landasan utama hilirisasi digital.

Ia mengatakan penetrasi internet di Indonesia kini mencapai 79,5 persen dengan sekitar 221 juta orang terhubung.

 

Zulfadli juga menegaskan bahwa “Peta Jalan Hilirisasi Digital” harus melibatkan tidak hanya pihak swasta saja, namun semua pihak.

“Pemerintah dan swasta harus bergerak bersama. Kita tidak bisa membiarkan swasta maju begitu saja ketika banyak daerah di Indonesia masih berada pada titik kebutaan digital,” ujarnya.

Kemudian Pendiri dan CEO APTIKNAS Soegiharto Santoso juga menyampaikan bahwa kerja sama berbagai pihak penting sebagai bentuk implementasi inisiatif Hilir Digital.

“Harus ada sinergi agar peta jalan hilir ini tidak hanya digerakkan oleh swasta tetapi terintegrasi dengan daerah-daerah yang belum terjangkau, khususnya di wilayah 3T,” kata pria bernama Hawkeye ini.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %