Rupiah Jeblok, Menperin Sebut Bisa Bahayakan Industri Manufaktur
JAKARTA – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut pelemahan nilai tukar rupiah bisa berdampak pada industri manufaktur. Penyebabnya karena berdampak pada impor bahan penolong.
“Dan itu pasti akan berdampak pada biaya produksi. Belum lagi kalau bicara biaya non produksi, logistik, dan sebagainya, juga akan berdampak ketika Rupiah melemah,” kata Agus saat festival halal bi di Kementerian Perindustrian. Industri, Selasa (16 April 2024).
Menperin memperkirakan untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan kerja sama nilai tukar (currency swap). Hal ini menjadi pilihan untuk menjaga stabilitas sektor manufaktur di saat rupiah melemah. Kerja sama tersebut dapat dilakukan dengan negara-negara yang selama ini menjadi pemasok utama bahan baku, salah satunya adalah Tiongkok.
“Misalnya untuk Tiongkok, kita bisa melakukan kerja sama mata uang dimana bisa terjadi pertukaran mata uang antara yuan Tiongkok dan Rupiah,” ujarnya.
Sebagai informasi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah di Rp 16.214. Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 2% dan berfluktuasi antara Rp16.150 – Rp16.200. Sedangkan indeks dolar AS menguat tajam menjadi 106,35.