Angkat Urban Farming di Yogyakarta, BRI Dorong Perempuan Makin Tangguh dan Berdaya

0 0
Read Time:5 Minute, 3 Second

robbanipress.co.id, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan pada tahun 2020, 56,7 persen penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Diperkirakan pada tahun 2035, jumlah penduduk yang tinggal di perkotaan akan meningkat hingga 70 persen.

Tingginya jumlah penduduk di perkotaan akan meningkatkan kebutuhan pangan. Namun pada saat yang sama, ketersediaan lahan untuk produksi pertanian di perkotaan sangat terbatas. Pertanian perkotaan akhirnya menjadi jalan keluarnya. 

Perempuan adalah salah satu kekuatan pendorong pertanian perkotaan di kota. Di Yogyakarta, pertanian perkotaan diciptakan oleh Kelompok Wanita Tani (KWT). Di tangan para perempuan petani ini, pertanian bisa mendatangkan banyak manfaat. Selain untuk mencapai ketahanan pangan, pertanian perkotaan juga mendukung misi reboisasi.

Misi pertanian perkotaan KWT sejalan dengan komitmen Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk mengoptimalkan lahan yang tersedia untuk memberikan manfaat dari perspektif sosial, ekonomi dan lingkungan. Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia (BRI) Yogyakarta John Sarjono mengatakan, melihat antusiasme KWT yang beranggotakan ibu-ibu yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga namun memiliki kemauan menjaga lingkungan melalui pertanian, maka BRI RO Yogyakarta akan membantu menawarkan. untuk beberapa KWT.

“Kebetulan mayoritas pengelola pertanian perkotaan di kota adalah perempuan, sehingga bantuan yang diberikan selama ini juga bertujuan untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan penggerak pertanian perkotaan di perkotaan,” kata John kepada robbanipress.co.id, Minggu (28 April). ). /2024).

John menjelaskan, untuk mendukung pemberdayaan perempuan di kota, BRI memiliki program BRI Peduli Tani Kota atau BRInita. Dalam program ini, BRI berperan penting dalam pemberdayaan perempuan dengan mengembangkan ekosistem pertanian perkotaan yang berkelanjutan di wilayah perkotaan yang padat penduduknya. 

Tujuan dari program ini adalah untuk menciptakan manfaat dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Program BRInita telah dilaksanakan di 21 lokasi di berbagai wilayah di Indonesia, yang sebagian besar dikelola oleh kelompok usaha perempuan.

“Program BRINita atau BRI Peduli Tani Kota merupakan program BRI yang merupakan wujud nyata tanggung jawab sosial untuk memelihara dan memelihara lingkungan hidup di pusat kota dengan memanfaatkan lahan sempit di kawasan padat penduduk,” tambah John menambahkan.

Dalam pelaksanaannya, BRI melakukan pembinaan kepada anggota kelompok atau penerima manfaat dengan memberikan pelatihan pengelolaan pertanian perkotaan. Pelatihan ini dilaksanakan bekerjasama dengan para ahli atau lembaga terkait. Selain itu, BRI juga memantau aktivitas urban farming dan mengembangkan outcome untuk meningkatkan nilai ekonomi, misalnya melalui penjualan, pengolahan, pengemasan, dan pemasaran.

Selain BRINita, di bidang pemberdayaan perempuan, BRI memiliki komunitas Srikandi. Merupakan komunitas binaan BRI yang berperan dalam pemberdayaan perempuan di bidang kewirausahaan, kesadaran sosial dan lingkungan untuk menciptakan embrio baru bagi UKM dan memajukan bisnis secara berkelanjutan.

KWT Srikandi merupakan kelompok yang selama ini konsisten bertani di perkotaan. Berada di kawasan perumahan padat penduduk tak menyurutkan semangat 54 perempuan di Padukuhan Mrican, Kelurahan Depok, Kecamatan Caturtunggal, Sleman. Sejak tahun 2014, perempuan-perempuan di Mrican setiap hari merawat tanaman di demplot.

Ketua KWT Srikandi Nur Handayani mengatakan, kehadiran KWT membawa perubahan signifikan bagi perempuan di wilayahnya. Menurutnya, ia semakin berani mengembangkan diri dan memberi nilai tambah.

“Selama tiga tahun saya merasa dia semakin berani tanpa saya sadari. Apalagi saya harus berbicara di depan publik,” kata Nur saat ditemui di rumahnya, Sabtu (16/3/2024). 

KWT Srikandi sendiri sudah dua kali menerima bantuan dari BRI. Pada tahun 2019, kelompok ini mendapatkan peralatan memasak dan dilatih dengan seorang chef. KWT ini juga mendapat dukungan rumah kaca, lengkap dengan bibit tanaman dan peralatan urban farming. Berkat bantuannya, alur demonstrasi KWT Srikandi menjadi lebih terorganisir. 

KWT Srikandi juga sering mengikuti pameran atau bazar. Nur menjelaskan, dengan berbagai pelatihan dan fasilitas yang dimiliki BRI, pola pikir anggotanya semakin terbuka untuk dikembangkan sehingga ibu-ibu di Mric akhirnya bisa lebih cerdas menghadapi situasi apapun. 

 

“Apa yang mereka tidak tahu, mereka tahu. Apa yang mereka anggap sebagai masalah yang sulit dan tidak mungkin ternyata menjadi mungkin. Dan mereka juga memiliki lebih banyak akses untuk menjalin hubungan. “Jadi, perusahaan mana pun yang Anda inginkan, lebih banyak referensi,” ujarnya.

 

 

Pemberdayaan perempuan melalui pertanian perkotaan tidak hanya dapat memberikan manfaat bagi individu tetapi juga memberikan dampak bagi masyarakat. Nur menjelaskan, sebagian hasil pertanian yang dikelola KWT dibagikan secara gratis kepada ibu hamil, lansia, dan masyarakat berpenghasilan rendah.

Nur juga mendorong anggotanya untuk menjadi agen perubahan di komunitasnya. Ia menegaskan, perempuan di KWT harus memiliki jiwa sosial yang tinggi karena merupakan garda terdepan dalam pemberdayaan masyarakat.

“Anggota kami terbagi menjadi perwakilan masing-masing RT atau RW. Jadi apa yang didapat di KWT, nanti bisa kita berikan kepada warga lain di daerah kita. Apa yang kita pelajari bisa kita wariskan, menanam, memupuk, atau memasak,” kata Nur. 

KWT Srikandi juga membuka pendidikan pertanian perkotaan yang dapat diikuti oleh semua kalangan. Mulai dari pelajar, anak sekolah, PKK, masyarakat, hingga perorangan. Fasilitator pelatihan ini sendiri adalah anggota KWT. 

Edukasi pertanian perkotaan juga diselenggarakan oleh KWT Mentari, di Padukuhan Karangploso, Maguwoharjo, Depok, Sleman, DIY. KWT Mentari menawarkan layanan pelatihan pertanian perkotaan, termasuk pembinaan tanaman hidroponik. Pada tahun 2022, KWT Mentari dipercaya oleh Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Dharma WanitaSatu (DWP) – Ikatan Istri Kepempinan (IIP) Kementerian BUMN untuk memberikan pelatihan dan bantuan pertanian perkotaan kepada KWT Kartini Bendhung Lepen, Giwangan, Yogyakarta.

Selain itu, KWT yang juga mendapat dukungan CSR BRI juga rutin memberikan pelatihan bagi ibu-ibu di Karangploso yang mencakup berbagai aspek seperti urban farming, pengolahan makanan dan keterampilan lainnya. Hal ini merupakan bagian dari kontribusi KWT Mentari terhadap pemberdayaan perempuan.

“Kami rutin mengadakan pertemuan bulanan untuk bertukar saran, pertanyaan dan hal-hal lain antar anggota. Kami juga mengadakan pelatihan rutin untuk internal anggota dan ibu-ibu di Padukuhan Karangploso,” kata Sri Harnani, Ketua KWT Mentari, saat dihubungi, Kamis (27). /3/2024).

Pemberdayaan perempuan melalui urban farming juga membantu meningkatkan perekonomian keluarga. Di KWT Mentari, anggota mendapat iuran produksi dan komisi penjualan yang membantu meningkatkan pendapatan keluarga.

“Anggota mendapat insentif setiap kegiatan produksi sebesar Rp 20.000-Rp. 50.000 Rp. 100.000 per bulan,” tambah Sri.

Sedangkan di KWT Srikandi dampak ekonomi yang paling dirasakan adalah ibu-ibu menabung untuk berbelanja. Sebab, setiap anggota bisa menikmati sendiri hasil panen dari kebunnya. 

“Kadang-kadang kalau selesai tur saya bawa terong dan kacang panjang, bisa buat bekal untuk sehari,” kata Nur. 

Pertanian perkotaan pada akhirnya mendukung ketahanan pangan rumah tangga. Pertanian perkotaan memberikan kesempatan bagi perempuan untuk berperan dalam menjamin ketersediaan pangan bagi keluarganya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %