Geger! Peneliti BRIN Temukan Tanda-tanda Kehidupan Harimau Jawa di Sukabumi

Read Time:2 Minute, 6 Second

Sukabumi, peneliti Pusat Penelitian Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), telah menemukan keberadaan harimau jawa, Wirdateti, yang telah dinyatakan punah sejak tahun 1980.

Tanda-tanda kehidupan harimau jawa ditemukan di Desa Sukabumi Selatan, Sukabumi Selatan, Jawa Barat, dengan ditemukannya bulu binatang di pagar pembatas kebun dan jalan setapak warga.

Rambut tersebut ditemukan Kalih Raksasevu, Ripi Januar Fajar (warga desa), yang menemukan seekor binatang buas mirip Harimau Jawa yang konon menghilang di langit malam, 19 Agustus 2019, katanya. Teti. dalam siaran persnya pada 26 Maret 2024.

Berdasarkan analisis DNA ekstensif, Teti dan timnya menyimpulkan bahwa sampel rambut yang ditemukan di Sukabumi Selatan berasal dari spesies Panthera tigris sondaica atau harimau jawa. Spesimen ini termasuk dalam kelompok yang sama dengan Harimau Jawa yang dikoleksi Museum Zoologicum Bogoriens (MZB) pada tahun 1930-an.

Teti menjelaskan, keyakinan tersebut didukung oleh metode ilmiah lainnya. Selain menemukan rambut, cakar serupa milik harimau juga ditemukan di lokasi tersebut.

Analisis pertama yang dilakukan Teti dan timnya adalah dengan melakukan studi perbandingan spesimen harimau yang ditemukan di Sukabumi bagian selatan dengan spesimen harimau Jawa koleksi MZB. Kemudian beberapa jenis harimau lainnya yaitu harimau Bengal, Amur dan Sumatera, serta macan tutul jawa digunakan sebagai kontrol.

Hasil perbandingan sampel bulu harimau Sukabumi menunjukkan kemiripan sebesar 97,06% dengan harimau sumatera dan 96,87% dengan harimau bengal. Sedangkan Harimau Jawa koleksi MZB memiliki kemiripan sebesar 98,23 dengan Harimau Sumatera,” jelas Teti.

Untuk mempertegas pengamatannya, Teti dan tim melakukan wawancara mendalam dengan Ripi Januar Fajar yang melihat harimau tersebut. Wawancara dilakukan pada 15-19 Juni 2022 di lokasi ditemukannya sampel rambut tersebut.

Teti menjelaskan, analisis genetik DNA memiliki tingkat sensitivitas yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan mengidentifikasi ketidakpastian taksonomi. Selanjutnya, rekonstruksi filogeografi dan demografi untuk mengetahui komposisi genetik subspesies.

Teti juga menambahkan, seluruh ekstraksi DNA dilakukan menggunakan Dneasy Blood & Tissue Kit sesuai protokol. Menambahkan proteinase membalikkan proses karena rambut kaya akan protein.

“Amplifikasi PCR seluruh sitokrom b mtDNA dilakukan dengan primer spesifik harimau. Selain itu, seluruh hasil nukleotida disimpan menggunakan BioEdit dan diserahkan ke GenBank,” jelas Teti.

“Urutan komplementer primer maju dan mundur diselaraskan menggunakan Chromapro. Semua dugaan nukleotida harimau Jawa dibandingkan dengan sekuens Genbank Pusat Informasi Bioteknologi Nasional (NCBI).” Hubungan DNA dicari menggunakan Clusal X dan data dianalisis. Pakai MEGA,” tutupnya.

Temuan Teti dan timnya mengenai tanda-tanda vital harimau jawa memerlukan studi genetik dan penelitian lebih lanjut. Malam akan berbeda, malam akan berbeda. Sebab menurut Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), akan ada dua peristiwa astronomi pada Ramadhan tahun ini. robbanipress.co.id.co.id 25 Maret 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 60 Universitas Terbaik di Jabar Versi UniRank 2024, Tak Melulu di Bandung
Next post Motul Siapkan Pelumas Terbaiknya untuk Tim Balap Tech3