Guru Besar UGM Sebut Anemia Aplastik Akibat Obat Jarang Terjadi

Read Time:1 Minute, 32 Second

robbanipress.co.id, YOGYAKARTA — Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadja Mada (UGM), prof. Zulis Ikawati buka suara soal kasus anemia aplastik akibat penggunaan narkoba. Ia mengatakan, kasus seperti ini jarang terjadi.

Kasus ‘anemia aplastik’ yang disebabkan oleh pengobatan jarang terjadi. Apalagi obat sakit kepala yang penggunaannya hanya dalam waktu singkat, kata Zulis dalam keterangannya, Jumat (19 April 2024).

Hal ini diungkapkan Zullies menanggapi postingan di media sosial yang menyebut obat sakit kepala berdampak buruk hingga menyebabkan anemia aplastik. Menurut dia, Badan Pengawasan Obat Indonesia belum pernah melihat adanya laporan anemia aplastik akibat mengonsumsi obat tersebut.

Selain itu, menurutnya, obat sakit kepala yang beredar di Indonesia sudah berlisensi BPOM dan aman digunakan. Pada kemasannya terdapat keterangan mengenai risiko anemia aplastik yang harusnya dimasukkan dalam aturan BPOM, meskipun kejadian tersebut sangat jarang terjadi, tepatnya satu kasus per sejuta pengguna, asalkan penggunaannya sesuai petunjuk pemakaian. ” dia berkata.

Ia meminta masyarakat tidak perlu khawatir mengonsumsi obat sakit kepala, meski dalam kemasannya terdapat informasi mengenai komplikasi anemia aplastik. Jika Anda mengalami gejala sakit kepala terus-menerus dan tidak merespon dengan baik terhadap obat sakit kepala biasa, Zullies menyarankan untuk segera menemui dokter karena bisa jadi itu merupakan tanda penyakit yang lebih serius.

Ia juga menghimbau masyarakat untuk selalu memantau efek samping obat apa pun, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau dalam dosis besar. “Jika Anda mengalami gejala mencurigakan seperti rasa lelah yang tidak biasa, mudah memar, atau sering mengalami infeksi, sangat penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter,” ujarnya.

Zulis mengakui, ada beberapa obat yang dilaporkan berisiko menyebabkan anemia aplastik. Kemungkinan tersebut, menurutnya, hanya terjadi pada penggunaan rutin dalam dosis besar dan tidak terjadi pada semua orang.

Meski jarang terjadi, beberapa obat yang dilaporkan berisiko menyebabkan anemia aplastik antara lain antibiotik Kloramfenikol, obat antiinflamasi nonsteroid seperti Indometasin dan Phenylbutazone.

Anemia aplastik menjadi populer setelah komedian Babe Kabita meninggal karena penyakit tersebut.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Perjalanan Hidup dan Karir Sam Altman, CEO OpenAI yang Kini Resmi Jadi Miliarder
Next post Unika Atma Jaya Gandeng Swiss Dorong Keberlanjutan Pendidikan Vokasi