Jangan Berteriak, Ini 5 Tips Berkomunikasi dengan Orang yang Punya Gangguan Pendengaran

0 0
Read Time:3 Minute, 7 Second

robbanipress.co.id, Jakarta – Dibutuhkan kemampuan komunikasi untuk dapat memahami dan berkomunikasi dengan penderita gangguan pendengaran.

Menurut Medical News Today, gangguan pendengaran adalah suatu kondisi di mana seseorang kesulitan mendengar suara seperti orang lain. 

Jika seseorang yang Anda sayangi mulai mengalami gangguan pendengaran, penting untuk lebih berupaya berkomunikasi agar Anda dapat terus memahami satu sama lain.

“Ingat, komunikasi melibatkan dua orang, pembicara mengirimkan pesan dan pendengar menerimanya,” kata Sarah Sydlowski, audiolog, AuD, PhD.

Sydlowski menyarankan beberapa hal berikut yang dapat dilakukan untuk meningkatkan komunikasi dengan penyandang gangguan pendengaran. Dapatkan perhatian mereka sebelum Anda mulai berbicara. Mengurangi kerusakan punggung. Wajah dan mulut harus terbuka. Gunakan penglihatan yang baik. Bicaralah dengan bebas. Jangan berteriak atau mengirim pesan teks, dan jangan berbicara terlalu cepat atau terlalu pelan. Ulangi kata-kata yang disalahpahami alih-alih mengulanginya.

Bagi mereka yang mengalami gangguan pendengaran, meskipun memakai alat bantu dengar bisa sangat membantu, namun tetap saja sulit untuk mendengar dalam situasi tertentu, terutama ketika ada kebisingan di latar belakang atau dalam kelompok besar.

Berikut beberapa tips komunikasi yang lebih baik dengan penderita gangguan pendengaran, seperti dilansir Cleveland Clinic pada Selasa, 25 Juni 2024.

 

 

Orang yang tidak mengerti mungkin tidak selalu mengerti ketika Anda mulai berbicara dengannya, jadi buatlah mereka mendengarkan terlebih dahulu.

Anda dapat menyebutkan namanya atau, jika perlu, dengan lembut di tangan atau bahunya. Jika Anda tahu bahwa mereka mendengar lebih baik di satu telinga, pergilah ke sisi itu sebelum memulai percakapan.

Menurut Sarah Sydlowski, tindakan sederhana ini dapat membantu penderita gangguan pendengaran untuk bersiap mendengarkan.

“Tindakan Anda dapat membantu mereka bersiap untuk mendengarkan, sehingga mereka tidak melewatkan bagian pertama percakapan,” kata Sydlowski.

Hindari mengepalkan tangan, meletakkan tangan di depan wajahnya, atau mendekatinya secara diam-diam dari belakang.

Aturan umumnya, jika suatu perbuatan yang tidak pantas dilakukan terhadap orang yang tidak mendengar, maka perbuatan itu tidak boleh dilakukan terhadap orang yang tidak mendengar.

Sama seperti gambar yang bisa mengungkapkan ribuan kata, ekspresi wajah juga bisa mengungkapkan hal yang sama dengan kata-kata.

Jika Anda sering menggunakan isyarat atau menunjukkan wajah saat berbicara, tidak ada alasan untuk menghentikan kebiasaan tersebut hanya karena Anda sedang berbicara dengan seseorang yang tidak dapat mendengar dengan baik.

Menurut Sydlowski, ekspresi wajah dan postur tubuh memberikan informasi penting terhadap pesan yang ingin disampaikan.

“Kita sering kali bisa mengetahui kebahagiaan, kebingungan, atau kekecewaan seseorang melalui ekspresi wajah atau bahasa tubuh,” jelasnya.

Dengan menjaga nada alami Anda saat berkomunikasi dengan penyandang tunarungu, Anda dapat membantu mereka memahami emosi dari pesan tersebut.

Banyak penderita gangguan pendengaran menggunakan keterampilan membaca ucapan, yang berarti mereka mendengarkan wajah dan bibir orang yang diajak bicara.

“Banyak suara yang sulit didengar namun dapat dilihat dengan mudah. Bunyi S misalnya, sulit didengar, tapi mudah dibaca dan diucapkan, ujarnya.

Anda dapat membantu lawan bicara Anda menggunakan alat bantu visual dengan cara berikut: Jauhkan tangan dari wajah. Jangan membaca makanan atau mengunyah permen karet sambil berbicara. Jangan memakai kacamata hitam.

Anda tidak boleh berteriak ketika berbicara dengan seseorang yang mengalami gangguan pendengaran. Faktanya, berteriak justru mengubah kata-kata Anda, membuatnya lebih sulit untuk dipahami.

“Bicaralah dengan jelas, tapi jangan terlalu keras, dan bicaralah dengan kecepatan sedang, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat,” saran Sydlowski.

Anda dapat menggunakan jeda yang disengaja dalam percakapan untuk memberikan waktu kepada lawan bicara Anda untuk menyelesaikan pembicaraan.

Ada baiknya juga untuk membuat catatan penting saat Anda mengubah topik pembicaraan.

Selain itu, cobalah untuk tidak menyela atau membiarkan kalimat hilang, karena kalimat tersebut bisa sangat sulit dipahami, bahkan oleh orang yang memiliki gangguan pendengaran.

Hanya karena seseorang memakai alat bantu dengar bukan berarti dia bisa mendengar semua yang dikatakan orang lain.

Perhatikan ucapan dan permintaannya, misalnya jika dia meminta Anda pergi ke tempat sepi, tidak makan sambil ngobrol, atau mempersingkat pembicaraan.

“Yang terpenting, bersikaplah bijaksana dan berempati, serta jaga jalur komunikasi tetap terbuka,” kata Sydlowski.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %