Bergerak Volatil, Bursa Cecar Emiten Panca Mitra Multi Perdana

Read Time:2 Minute, 56 Second

robbanipress.co.id dipertanyakan bursa setelah mencermati emiten pengolahan udang Jakarta PT Panca Mitra Multi Perdana Tbk (PMMP) mengalami pergerakan yang fluktuatif. Saham anak usaha Kaesang Pangarep sempat menguat jelang pemilihan umum (pemilu).

Kenaikan terus berlanjut hingga mencapai level tertinggi sepanjang masa yaitu 530 pada Kamis, 15 Februari. Hal ini terjadi setelah data hitung cepat menunjukkan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo-Gibran unggul telak.

Kendati demikian, harga penutupan saham PMMP sebagian besar masih berada di zona merah. Pada 13 Februari jelang pemilu, saham PMMP anjlok 6,19 persen ke peringkat 424. Meski menyentuh harga tertingginya pada Kamis 15 Februari lalu, saham PMMP anjlok ke posisi 396 dengan penurunan 6,60 persen.

Pada akhir pekan ini, saham PMMP turun 12,12 persen menjadi 348 sebelum ditutup. Frekuensi perdagangan saham PMMP tercatat 15.968 pada Jumat 16 Februari 2024. Volume yang diperdagangkan sebanyak 151,34 juta lembar saham senilai Rp 55,34 miliar. Harga saham PMMP turun 9,38 persen dalam sepekan. Sedangkan harga saham PMMP turun 2,25 persen pada tahun lalu.

Terkait langkah tersebut, pihak bursa meminta penjelasan kepada manajemen PT Panca Mitra Multiperdana Tbk terkait rencana aksi korporasi atau hal-hal lain yang mengganggu stabilitas harga saham PMMP. tanggapan PMMP

Menanggapi bursa, Direktur Utama PT Panca Mitra Multiperdana Tbk Martinus Soesilo menjelaskan pihaknya tidak mengetahui adanya informasi, fakta, atau peristiwa penting lainnya yang mempengaruhi harga saham perseroan dan eksistensi perseroan. Hal itu tidak dipublikasikan. Selain itu, Perseroan akan melaporkan setiap fakta dan/atau informasi material sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Sampai dengan tanggal surat korporasi ini, perseroan belum memiliki rencana aksi korporasi yang akan mengakibatkan pencatatan saham perseroan di pasar modal dalam waktu dekat, setidaknya dalam 3 bulan ke depan,” kata Martinus. Rilis informasi bursa, Jumat (16/2/2024).

Sebelumnya, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk telah mengumumkan aksi korporasi berupa penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private penempatan. Rencana tersebut telah disetujui pemegang saham melalui Rapat Umum Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang digelar pada 11 Oktober 2023.

Dalam aksi tersebut, perseroan berencana menerbitkan 235,3 juta saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham. Pasca penerapan PMTHMETD, modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan meningkat dari 2.353.000.000 lembar saham menjadi 2.588.300.000 lembar saham.

PMTHMETD beroperasi dengan harga pelaksanaan Rp 336 per saham. Dengan cara ini perusahaan berpotensi memperoleh $79,06 miliar dari tindakan ini.

Beberapa pihak mengumumkan akan menyetor uang. Diantaranya adalah PT Udang Investama Kapital dan PT Leader Berkat Anugrah yang masing-masing memiliki total transaksi PMTHMETD sebanyak 100.000.000 lembar saham atau senilai Rp 33,6 miliar. Kemudian penggunaan PMTHMETD dengan PT Kalbut Indah Makmur sebanyak 35.300.000 lembar saham atau Rp 11,86 miliar.

Seluruh dana yang diterima perseroan dari pelaksanaan PMTHMETD akan dialokasikan untuk modal kerja perseroan setelah dikurangi biaya emisi. Termasuk pembelian bahan baku udang dan bahan baku pelengkap kegiatan produksi perusahaan.

PMTHMETD akan memberikan efek dilutif terhadap pemegang saham lama. Sebelum PMTHMETD, Perusahaan Kaesang Pangarep PT Tiga Makin Jaya memegang 43,00 persen saham, Soesilo Soebardjo memegang 24,65 persen saham, Martinus Soesilo memegang 8,50 persen saham, PT Harapan Bangsa Kita memegang 8 persen saham, Hirawan T.00,00 saham, 5,00 persen saham. dan pemegang saham biasa 15,00 persen.

Setelah penerapan PMTHMETD, PT Tiga Makin Jaya akan memiliki 39,09 persen, Soesilo Soebardjo 22,41 persen, Martinus Soesilo 7,73 persen, PT Harapan Bangsa Kita 7,27 persen, Hirawan Tedjokoesoemo 0,77 persen. Persentase ekuitas, bagian pemegang saham biasa adalah 13,64 persen.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Standard Chartered Terbitkan Panduan Aturan Layanan Uang Elektronik di 8 Negara, Termasuk Indonesia
Next post BYD Resmi Masuk Indonesia, Investasi Pabrik Mobil Listrik Mencapai Rp20,3 Triliun