Praktisi Kesehatan Minta Warga Rutin Gencarkan G1R1J Cegah Dengue  

0 0
Read Time:2 Minute, 10 Second

robbanipress.co.id, Jakarta — Dokter Kesehatan Masyarakat dr Ngapila Salama meminta seluruh warga rutin mengaktifkan Gerakan Bingkai Jumantik Rumah 1 (G1R1J) untuk mencegah penyebaran penyakit demam berdarah (demam berdarah).

“Untuk menghindari puncak DBD pada April 2024, saya usulkan penguatan G1R1J dengan menerjunkan petugas Pemusnahan Kelambu (PSN) di rumah,” kata Ngabila dalam talkshow di Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Menurut Ngabila, peran petugas PSN meliputi anggota keluarga seperti orang tua, anak, dan asisten rumah tangga (ART) yang dilakukan setiap Jumat pagi sebanyak 3 x 10 orang. Dijelaskannya, sesuai prinsip 3 x 10, seluruh air yang menjadi tempat berkembang biak nyamuk harus diperiksa keberadaan jentik nyamuk minimal 10 menit setiap hari pada pukul 10 pagi. Setiap 10 minggu sekali.

“Kenapa harus jam 10?” Sebab nyamuk DBD yaitu Aedes aegypti lebih suka aktif pada pagi hari pukul 08.00-10.00 WIB dan sore hari pukul 15.00-17.00 WIB, ujarnya.

Menurut dia, untuk terus mengaktifkan proyek PSN 3M Plus, masyarakat dapat memanfaatkan menara masjid, musala, surah, atau tempat ibadah lainnya untuk saling mengingatkan dan saling menelepon minimal di tingkat RT/RW.

3M Plus untuk penyaringan tangki air, penyegelan tangki air, dan daur ulang berbagai bahan perkembangbiakan nyamuk.

Sementara itu, beberapa hal tambahan yang bisa dilakukan masyarakat antara lain menanam tanaman anti nyamuk seperti lavender dan serai, memeriksa area yang mungkin tergenang air, memelihara ikan pemakan nyamuk seperti cupang, dan menggunakan obat nyamuk.

Saat itu, Njapila juga mengingatkan agar berhati-hati jika ada anggota keluarga yang terkena demam dan tidak sembuh dari rumah dalam waktu dua hari karena mungkin ada gejala demam berdarah. “Di RSUD Tamansari tempat saya bekerja saat ini, jumlah kasus di semua kelompok umur meningkat, namun masih 70 persen terjadi pada anak usia sekolah dasar dan menengah,” ujarnya.

Menurut dia, gejala khas DBD pada anak adalah infeksi saluran cerna dan pernafasan, batuk, pilek, diare, dan sulit buang air besar. Dalam beberapa kasus, infeksi campuran tifus dapat terjadi.

Sedangkan infeksi virus lainnya pada orang dewasa antara lain demam di atas 39 derajat Celcius, suhu naik turun, nyeri di belakang mata, nyeri sendi dan otot, mual dan muntah.

Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk segera membawanya ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis dini melalui pemeriksaan darah dan tindakan medis lainnya. “Kalau kena DBD satu kali, bisa empat kali lagi kena DBD, karena saat ini ada empat jenis DBD, yaitu DEN 1, 2, 3, dan 4. Kalau DBD sudah sembuh, kami bisa langsung memberikan vaksin DBD tanpa harus menunggu. “Bagi yang berusia antara 6 dan 45 tahun, diberikan dua kali dengan interval tiga bulan,” kata Nakapila yang juga merupakan Pejabat Teknis Komunikasi Transisi Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %